Manajemen Operasional adalah usaha pengelolaan secara optimal penggunan faktor produksi : tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan faktor produksi lainnya dalam proses tranformasi menjadi berbagai produk barang dan jasa.
Apa Yang Bisa Dilakukan Manajer Operasi Dan Orientasi Manajer Operasi
Melakukan fungsi-fungsi proses manajemen : perencanaan, pengorganisasian, pembentukan staf, kepemimpinan dan pengendalian.
Orientasi manajer operasi ialah mengarahkan keluaran/output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Tanggung Jawab Manajer Operasi
- Menghasilkan barang dan jasa.
- Mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi.
- Mengkaji pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.
Fungsi Produksi Dan Operasi
- Proses produksi dan operasi.
- Jasa-jasa penunjang pelayanan produksi.
- Perencanaan.
- Pengendalian dan pengawasan.
Ruang Lingkup Manajemen Operasi
1. Perancangan atau disain sistem produksi dan operasi
- Seleksi dan perancangan disain produk
- Seleksi dan perancangan proses dan peralatan
- Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi
- Rancangan tata letak dan arus kerja
- Rancangan tugas pekerjaan
- Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
2. Pengoperasian sistem produksi dan operasi
- Penyusunan rencana produk dan operasi
- Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
- Pemeliharaan mesin dan peralatan
- Pengendalian mutu
- Manajemen tenaga kerja (SDM)
Pengambilan Keputusan
Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, ada 4 macam pengambilan keputusan :
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Beberapa Jenis Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Operasi :
Proses : keputusan mengenai proses fisik dan fasilitas yang dipakai
- Kapasitas : keputusan untuk menghasilkan jumlah, tempat dan waktu yang tepat
- Persediaan : keputusan persediaan mencakup mengenai apa yang dipesan, berapa banyak, kualitas dan kapan bahan baku dipesan
- Tenaga kerja : keputusan tenaga kerja mencakup seleksi, recruitment, penggajian, PHK, pelatihan, supervise, kompensasi dan promosi terhadap karyawan, penggunaan tenaga spesialis.
- Kualitas/mutu : keputusan untuk menentukan mutu barang dan jasa yang dihasilkan, penetapan standar, disain peralatan, karyawan trampil, dan pengawasan produk dan jasa.
Keputusan Dalam Manajemen Sistem Produksi
- Keputusan perencaan strategik jangka panjang dalam sumber daya
- Disain sistem produktif : pekerjaan, jalur proses, tata arus, dan susunan saran fisik
- Keputusan implementasi operasi : harian, mingguan dan bulanan.
Keputusan Perencanaan Strategis :
- Pemilihan disain rangkaian produk dan jasa
- Keputusan perencanaan kapasitas, lokasi gudang, rencana ekspansi
- Sistem pembekalan, penyimpanan dan logistik.
Pengertian Sistem Produksi :
Wahana yang dipakai untuk mengubah masukan-masukan sumberdaya untuk menciptakan barang dan jasa.
Ada tiga macam sistem dalam proses produksi :
- Proses produksi yang kontinyu
- Proses produksi terputus-putus
- Proses produksi bersifat proyek
STRATEGI OPERASI
Strategi operasi merupakan fungsi operasi yang menetapkan arah untuk pengambilan keputusan yang diintegrasikan dengan strategi bisnis melalui perencaan formal. Menghasilkan pola pengambilan keputusan operasi yang konsisten dan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Tipe :
1. Strategi produksi biaya rendah, melalui penekanan biaya produksi :
- Teknologi tinggi, biaya tenaga kerja rendah, tingkat persediaan rendah, mutu terjamin.
- Bagian pemasaran dan keuangan mendukung.
2. Strategi inovasi produk dan pengenalan produk baru :
- Harga bukan masalah dalam pemasaran.
- Fleksibilitas dalam pengenalan produk baru.
PERENCANAAN PABRIK
Perencanaan pabrik (factoy planning) angat penting karena diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai dengan efektif dan efisien.
Perencanaan Pabrik :
- Penentuan lokasi pabrik
- Perencanaan bangunan pabrik
- Penyusunan peralatan pabrik
- Penerangan, pengaturan suara rebut, dan udara dalam pabrik.
Pemilihan Lokasi Pabrik
Penentuan atau pemilihan lokasi pabrik adalah penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi & biaya distribusi barang yang dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
Faktor utama :
- Lingkungan masyarakat
- Kedekatan dengan pasar
- Tenaga kerja
- Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok
- Fasilitas dan biaya transportasi
- Sumberdaya alam lainnya
Faktor sekunder
- Harga tanah
- Dominasi masyarakat
- Peraturan tenaga kerja
- Rencana tata ruang
- Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing
- Tingkat pajak
- Cuaca/iklim
- Keamanan
- Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
- Dekat dengan pasar
- Dekat dengan sumber bahan baku saja
- Tersedia tenaga kerja
Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
- Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
- Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
- Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
- Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
- Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih.
- Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.
- Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungka
MANAJEMEN OPERASIONAL
Manajemen Operasional adalah usaha pengelolaan secara optimal penggunan faktor produksi : tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan faktor produksi lainnya dalam proses tranformasi menjadi berbagai produk barang dan jasa.
Apa Yang Bisa Dilakukan Manajer Operasi Dan Orientasi Manajer Operasi
Melakukan fungsi-fungsi proses manajemen : perencanaan, pengorganisasian, pembentukan staf, kepemimpinan dan pengendalian.
Orientasi manajer operasi ialah mengarahkan keluaran/output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Tanggung Jawab Manajer Operasi
Ü Menghasilkan barang dan jasa.
Ü Mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi.
Ü Mengkaji pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.
Fungsi Produksi Dan Operasi
Ü Proses produksi dan operasi.
Ü Jasa-jasa penunjang pelayanan produksi.
Ü Perencanaan.
Ü Pengendalian dan pengawasan.
Ruang Lingkup Manajemen Operasi
1. Perancangan atau disain sistem produksi dan operasi
Ü Seleksi dan perancangan disain produk
Ü Seleksi dan perancangan proses dan peralatan
Ü Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi
Ü Rancangan tata letak dan arus kerja
Ü Rancangan tugas pekerjaan
Ü Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
2. Pengoperasian sistem produksi dan operasi
Ü Penyusunan rencana produk dan operasi
Ü Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
Ü Pemeliharaan mesin dan peralatan
Ü Pengendalian mutu
Ü Manajemen tenaga kerja (SDM)
Pengambilan Keputusan
Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, ada 4 macam pengambilan keputusan :
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Beberapa Jenis Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Operasi :
Ü Proses : keputusan mengenai proses fisik dan fasilitas yang dipakai
Ü Kapasitas : keputusan untuk menghasilkan jumlah, tempat dan waktu yang tepat
Ü Persediaan : keputusan persediaan mencakup mengenai apa yang dipesan, berapa banyak, kualitas dan kapan bahan baku dipesan
Ü Tenaga kerja : keputusan tenaga kerja mencakup seleksi, recruitment, penggajian, PHK, pelatihan, supervise, kompensasi dan promosi terhadap karyawan, penggunaan tenaga spesialis.
Ü Kualitas/mutu : keputusan untuk menentukan mutu barang dan jasa yang dihasilkan, penetapan standar, disain peralatan, karyawan trampil, dan pengawasan produk dan jasa.
Keputusan Dalam Manajemen Sistem Produksi
Ü Keputusan perencaan strategik jangka panjang dalam sumber daya
Ü Disain sistem produktif : pekerjaan, jalur proses, tata arus, dan susunan saran fisik
Ü Keputusan implementasi operasi : harian, mingguan dan bulanan.
Keputusan Perencanaan Strategis :
Ü Pemilihan disain rangkaian produk dan jasa
Ü Keputusan perencanaan kapasitas, lokasi gudang, rencana ekspansi
Ü Sistem pembekalan, penyimpanan dan logistik.
Pengertian Sistem Produksi :
Wahana yang dipakai untuk mengubah masukan-masukan sumberdaya untuk menciptakan barang dan jasa.
Ada tiga macam sistem dalam proses produksi :
Ü Proses produksi yang kontinyu
Ü Proses produksi terputus-putus
Ü Proses produksi bersifat proyek
STRATEGI OPERASI
Strategi operasi merupakan fungsi operasi yang menetapkan arah untuk pengambilan keputusan yang diintegrasikan dengan strategi bisnis melalui perencaan formal. Menghasilkan pola pengambilan keputusan operasi yang konsisten dan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Tipe :
1. Strategi produksi biaya rendah, melalui penekanan biaya produksi :
Ü Teknologi tinggi, biaya tenaga kerja rendah, tingkat persediaan rendah, mutu terjamin.
Ü Bagian pemasaran dan keuangan mendukung.
2. Strategi inovasi produk dan pengenalan produk baru :
Ü Harga bukan masalah dalam pemasaran.
Ü Fleksibilitas dalam pengenalan produk baru.
PERENCANAAN PABRIK
Perencanaan pabrik (factoy planning) angat penting karena diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai dengan efektif dan efisien.
Perencanaan Pabrik :
Ü Penentuan lokasi pabrik
Ü Perencanaan bangunan pabrik
Ü Penyusunan peralatan pabrik
Ü Penerangan, pengaturan suara rebut, dan udara dalam pabrik.
Pemilihan Lokasi Pabrik
Penentuan atau pemilihan lokasi pabrik adalah penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi & biaya distribusi barang yang dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
Faktor utama :
Ü Lingkungan masyarakat
Ü Kedekatan dengan pasar
Ü Tenaga kerja
Ü Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok
Ü Fasilitas dan biaya transportasi
Ü Sumberdaya alam lainnya
Faktor sekunder
Ü Harga tanah
Ü Dominasi masyarakat
Ü Peraturan tenaga kerja
Ü Rencana tata ruang
Ü Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing
Ü Tingkat pajak
Ü Cuaca/iklim
Ü Keamanan
Ü Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
þ Dekat dengan pasar
þ Dekat dengan sumber bahan baku saja
þ Tersedia tenaga kerja
Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
Ü Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
Ü Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
Ü Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
Ü Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
Ü Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih.
Ü Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.
Ü Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.
Pemilihan Berbagai Alternatif Lokasi
Tata letak pabrik di mana mesin dan peralatan integral alur kerja dikelompokkan bersama-sama oleh fungsi.
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Produksi
Kata produksi selalu digunakan untuk mengartikan nama seperti
pembuatan (Manufacture). Pembuatan suatu barang dan jasa sangat
dipegaruhi oleh faktor-faktor produksi bahan (material), mesin
(machine), metoda (method) tenaga kerja, modal (money) dan
kewiraswastaan (skill) untuk meningkatkan kegunaan dari barang dan
jasa tersebut. Dapat dikatakan pula produksi adalah kegiatan untuk
meningkatkan/ menciptakan kegunaan atau nilai tambah suatu barang
dan jasa (form utilite).
Sedangkan manajemen adalah kegiatan atau usaha untuk mencapai
suatu tujuan dengan mengkoordinir kegiatan melalui orang lain.
Dengan demikian untuk meningkatkan kegunaan suatu barang dan jasa
tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan bersama-sama orang lainnya
maka dibutuhkn manajemen dan secara operasional dalam peningkatan
kegunaan barang dan jasa dibutuhkan faktor-faktor produksi yang
dikoordinasikan oleh kewiraswastaan (skill) yang disebut manajer.
Dari keterangan tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian
manajemen produksi/operasional yaitu kegiatan untuk mengatur agar
dapat menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan
jasa. Untuk mengatur ini perlu dibuat kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan usaha-usaha mencapai tujuan ditetapkan agar
barang dan jasa dihasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan baik
kwalitas, kuantitas, waktu yang direncakan serta biaya-biaya yang perlu
dikeluarkan.
Dana (money) disebut pertama karena merupakan prasarat operasional
suatu usaha atau industri pengolahan. Dana diperlukan untuk
mendapatkan mesin dan peralatan, bahan baku, membayar upah/gajidan sampai pada waktunya memperoleh laba dari penjualan produk
yang dihasilkan; persoalan dana biasanya terkait dengan kepemilikan.
Mesin (machine), mesin yang dimaksud disini termasuk semua fasilitas
produksi seperti bangunan, peralatan dan perlengkapannya atau disebut
juga harta tetap (fexed asset). Bahan baku (material), berbeda dengan
harta tetap (fixed asset). Bahan baku merupakan aktiva lancar yang
merupakan bagian utama dari produk jadi yang ditawarkan kepada
pelanggan atau digunakan untuk membuat suatu produk.
Bahan baku bisa berupa bahan mentah yang langsung diperoleh dari
sumber daya alam seperti hasil pertanian, hasil tambang ataupun yang
telah mengalami proses awal seperti minyak nilam untuk bahan baku
minyak wangi atau produk kimia lainnya.
Manusia (man), manusia disini adalah anggota masyarakat yang
diperlukan untuk pembuatan atau menggunakan mesin dan bahan baku
untuk membuat produk, persoalan manusia pada industri perlu
mendapat perhatian yaitu tenaga kerja non trampil atau kurang
produktive yang harus diawasi melalui cara-cara pembayaran upah,
pelatihan kerja, hubungan kerja, dan lain-lain.
Methoda (method), teknik kerja sama dan meliputi mesin, bahan baku
dalam operasional perusahaan secara berkesinambungan, meneliti caracara yang baik untuk membuat produk, memilih bahan baku yang baik
dan memperbaiki urutan operasional sehingga diperoleh satu alur
produksi yang cukup baik.
1.2. Tujuan dari Produksi
Tujuan produksi yaitu untuk meningkatkan nilai tambah barang dan
jasa menjadi lebih tinggi melalui perubahan bentuk dari bahan baku
menjadi barang setengah jadi atau pun barang jadi. Nilai tersebut
diperoleh dengan mengoptimalisasikan penggunaan faktor-faktor
produksi berupa harta tetap (tanah, gedung, dst), tenaga kerja, modal
dan kewiraswastaan. Dengan demikian diharapkan dalam kegiatanproduksi tersebut dapat diperoleh tata cara pembuatan barang dan jasa
dengan baik dan tepat dari segi jumlah waktu dan harga.
1.3. Lingkup Pembahasan Manajemen Produksi meliputi:
v Fasilitas produksi:
² Rekayasa produksi (Production Engeneering)
² Work Study dan Desain Pekerjaan.
² Lokasi Industri dan Tata Letak (Plant Location and Lay Out).
v Penunjang Produksi terdiri dari:
² Perencanaan dan pengendalian produksi (Production Planning
Control)
² Pengendalian Persediaan (Inventory Control)
² Pembelian (Purchasing)
² Pengendalian Mutu (Quality Control)
² Pemeliharaan (Maintenance)
v Pengembangan yang menjadi tanggung jawab fungsi
produksi:
² Desain produk (product design)
² Pembayaran dan perangsang (Payment and Incentive).
v Dalam hal ini pembahasannya akan dibatasi disesuaikan
dengan kebutuhan industri kecil saat ini yaitu meliputi:
² Tata Letak dan Lokasi Industri (Plant Location and lay Out)
² Pengendalian persediaan (Inventory Control)
² Pengendalian Mutu (Quality Control)
² Pemeliharaan (Maintenance)II. FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI
Sebelum membahas materi diatas perlu dipahami fungsi dan sistim produksi.
Secara umum fungsi produksi bertanggung jawab atas pengolahan bahan baku
dan penolong/pembantu menjadi barang jadi atau jasa yang akan memberikan
hasil pendapatan bagi perusahaan.
Untuk melaksanakan fungsi produksi ini diperlukan rangkaian kegiatan yang
merupakan suatu sistim. Bermacam-macam kegiatan yang diperlukan untuk
melaksnakan fungsi ini, dapat dilakukan oleh banyak bagian yang ada atau
dapat dilakukan oleh satu atau beberapa orang saja terutama diperusahaan
kecil.
2.1. Proses (Processes)
Proses yang diartikan sebagai metode dan teknik yang digunakan untuk
mengolah bahan.
Pada proses produksi terdapat unsur-unsur bahan baku, manusia, mesin
dan peralatan. Bahan baku tersebut diolah lebih lanjut dengan bantuan
manusia dan mesin berakibatkan meningkatknya nilai bahan tersebut
menjadi produk setengah jadi jadi atau produk jadi.
Dalam hal ini proses produksi terdiri dari sistim yang dapat mengubah
bentuk bahan dengan digunakan atau menggunakan teknologi sistem
pengolahan/proses yang sering digunkan sekarang ini adalah:
v Batch Production, yang terdiri dari pengolahan/pengerjaan
sejumlah besar variasi produk dengan variasi bahan-bahan yang
terbatas. Batch Production dapat dilakukan untuk menghasilkan
produk dalam kecil (nus satu) atau dalam besar (serial) Contoh :
pembuatan angklung.
v Sistim Proses (Process System)
yaitu produk dibuat secara terus menerus dalam suatu pola/desain
tertentu, seperti penyulingan minyak atseri. Biasanya sistim prosesini berhubungan dengan pengolahan bahan baku menjadi produk
antara.
v Produksi massa produk tunggal (Mass Production – One Product)
Produksi massa produk tunggal umumnya banyak terdapat pada
inudtsri pengolahan. Perbedaannya terutama pada arus bahan yang
sangat rumit yang menghasilkan sejumlah komponen yang harus
di assembling untuk membuat produk akhir, sebagai contoh
produksi celana jean.
v Produksi massa multi produk (Mass Production Multi Product)
Perkembangan produksi massa terakhir ini menuju pada suatu
serial produk yang sangat bervariasi, seperti pembuatan sangat
berproduk elektronika.
v Proses Kontruksi (Contruction Process)
Dalam hal ini bahan dan komponen dibawa kesuatu tempat dan
dipergunakan untuk mengerjakan pembangunan ditempat tersebut
seperti pembuatan kapal.
2.2. Jasa Produksi (Services)
Jasa produksi meliputi pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan
untuk mengorganesir, menetapkan dan mengkomunikasikan agar
proses produksi dapat dilaksnakan secara efektif.
Jasa (Services) ini berhubungan dengan:
v Produk yang meliputi penelitian mutu, desain, spesifikasi logo,
inspeksi, dan lain-lain.
v Teknologi, dalam hal ini diperlukan pengetahuan dalam
pemakaian teknologi yang terus berkembang yaitu :
² Dalam penggunaan peralatan.
² Pengetahuan dalam proses secara keseluruhan.v Penggunaan sumber-sumber yang ada dimana mesin dan
peralatan, tenaga serta bahan-bahan hendaknya dapat
dipergunakan secara effesien.
2.3. Perencanaan (Planning)
Perencanaan ini dibutuhkan untuk menjamin tujuan produksi dapat
dilakukan dengan efektif. Perencanaan yang berhubungan dengan
fungsi produksi, terutama dalam 2 (dua) hal yaitu:
v Proses Perencanaan (Process Planning)
Dalam proses ini dibutuhkan pertimbangan yang terperinci
mengenai bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan pengolahan dan susunan kegiatan/peralatan yang akan
digunakan.
Biasanya proses perencanaan ini meliputi:
² Routing yaitu susunan kegiatan operasi harus dikerjakan dan
fasilitas yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan operasi.
² Perencanaan yang terperinci yang terdiri dari pertimbangan
untuk suatu kegiatan operasi pada kurun waktu tertentu,
seperti, penentuan mesin yang digunakan, kegiatan yang harus
dilakukan oleh operator dan kegiatan pengendalian mesinmesin yang akan dipakai.
² Peralatan khusus (Special) Equipment)
Peralatan khusus yang diperlukan dibuat rencana terperinci,
terutama untuk penentuan apakah peralatan ini perlu dipesan
(Order) atau dibeli dipasar bebas.
v Perencanaan dan pengendalian produksi
Dalam hal ini penekanannya lebih besar pada kegiatan dalam
proses produksi, dengan sasaran untuk dapat memberi sumbangan
lebih besar terhadap laba perusahaan serta sasaran spesifik yaitu:
mengembangkan Route, Schedule Kerja, penggunaan material
secara optimal, optimalisasi mesin/peralatan, tenaga kerja,
termasuk operasional pabrik sesuai dengan rencana.III. TATA LETAK DAN LOKASI INDUSTRI
3.1. Perencanaan Lokasi
Sebelum mencari lokasi perusahaan atau industri harus dilakukan
antisipasi dengan perkiraan-perkiraan untuk jangka panjang guna
mengatasi kebutuhan perusahaan dimasa yang akan datang.
Dalam hal ini mempertimbangkan kebijakan yang berkaitan dengan
perluasan usaha atau industri, antisipasi dalam hal deversifikasi produk,
perubahan selera pasar, perubahan sumber bahan baku dan pengaruh
lainnya yang dapat diperkirakan.
Perhatian sungguh-sungguh harus ditumpukan pada faktor-faktor
ekonomis yang memperngaruhi kebutuhan pendirian, perluasan dan
pemilihan lokasi industri.
Pemilihan lokasi industri biasanya sebagai akibat dari 3 (tiga) hal yang
mempengaruhi:
v Faktor Regional meliputi Wilayah Administrasi Daerah tetangga
serta potensi industri diwilayah tersebut mendukung atau tidak
terhadap industri yang akan didirikan.
v Pemukiman masyarakat, pada pemukiman masyarakat diharapkan
potensi sumber daya manusia yang dapat mendukung peningkatan
produktivitas industri.
v Penetapan tapak yang tepat dikota, dipinggir kota atau dekat
sumber bahan baku.
3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemilihan Lokasi
Dalam melakukan pemilihan lokasi banyak alasan yang dapat
terungkap meliputi:
v Jaringan Prasana dan Sarana
Baiknya Prasarana dan sarana erat kaitannya dengan transportasi
seperti kecepatan pencapaian pasar, sumber bahan baku, tempatpenyediaan tenaga kerja , komunikasi, perbankan dll. Dengan
prasarana dan sarana yang baik akan mempermudah mobilitas
tenaga kerja yang berasal dari masyarakat di pedesaan/pingir kota.
v Tersedianya Tenaga Kerja
Perusahaan atau industri tidak dapat melaksanakan operasionalnya
tanpa tenaga kerja. Dengan demikian perlu mendapat perhatian
mengenai pasar tenaga kerja yang dapat menjamin pengadaan
tenaga kerja yang memenuhi syarat yang berasal dari sekitar
lokasi. Hal ini diperlukan untuk pengisian berbagai posisi pada
organisasi perusahaan atau industri di maksud. Tingkat upah yang
tetapkan secara totalitas dan secara proporsional masih pada
batasan yang normal yang tercermin dalam struktur biaya
produksi yaitu berkisar dibawah 40% dari total biaya produksi
untuk industri padat tenaga kerja.
v Pertimbangan Biaya
Dalam pemilihan lokasi atas dasar perbandingan biaya dapat
dilaksanakan dengan perincian sebagai berikut:
No. Komponen
Biaya
Tapak A
(Rp.)
Tapak B
(Rp.)
Tapak
(Rp.)
Tapak D
(Rp.)
1 Tenaga Kerja 13.106.000 11.054.000 11.548.000 11.954.000
2 Over Head 1.190.000 618.000 602.000 936.000
3 Angkutan 507.000 432.000 368.000 300.000
4 Utilities 204.000 248.000 214.000 236.000
TOTAL 15.007.000 12.352.000 12.730.000 13.106.000
Perkiraan
tabungan untuk
mesin baru/th
– 2.655.000 2.227.000 1.541.000
Prosentase
biaya industri
yang dapat
dihemat
– 17.7% 115,2% 12,3%Pada saat ini yang penting mendapat perhatian lebih besar pada
industri antara yang mampu mendorong tumbuhnya industri
menengah dan kecil. Dengan menggunakan tenaga kerja yang
berada dipedesaan melalui peningkatan kemampuan dan
ketrampilan mereka akan mendorong produktivitas serta dapat
menelan biaya perjam kerja effektive.
v Dekat dengan Pasar
Biaya dan lamanya waktu pengangkutan produk kepelanggan
menjadi pertimbangan penting bagi banyak perusahaan atau
industri.
Dalam hal ini perusahaan atau industri lebih tertarik berlokasi
dekat dengan pusat perbelanjaan bila pertumbuhan biaya dapat
dihemat dalam prosentase yang lebih besar.
v Dekat dengan Bahan Baku
Sepertinya hal dalam pertumbuhan biaya biaya disini juga
diperhitungkan lokasi mana yang dapat menghemat biaya lebih
besar dekat bahan baku atau dekat pasar.
v Dekat dengan perusahaan atau industri yang telah ada (existing)
Dalam hal ini sebagai pertimbangan pada lokasi industri existing
dapat memanfaatkan fasilitas yang telah ada seperti pelayanan per
bankan, ekspor dst.
v Pengadaan tanah dan biaya tanah
Dalam pengadaan tanah sering terjadi permasalahan, disebabkan
sebagian masyarakat mendukung di daerahnya dibangun industri
dan ada bagian lainnya yang menolak.
Dalam hal ini pengusaha tidak perlu cepat putus asa, namun dapat
dicarikan penyelesaian yang saling menguntungkan secara terbuka
dan transparansi. Secara logika dengan adanya pembangunan
industri akan dapat mengangkat pendapatan masyarakat serta
mengupayakan meminimalisasi biaya sosial yang menjadi beban
masyarakat.3.3. Tapak perusahaan/industri (Local site)
Setelah menseleksi hubungan masyarakat dengan pendirian usaha atau
industri, persoalan berikutnya menseleksi ketepatan Tapak (Site).
Pengkajian disini selalu dikaitkan dengan tersedianya fasilitas
transportasi air/saluran air, energi, kondisi tanah, biaya tanah, dst.IV. PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Pengendalian persediaan (Inventory Control) cukup penting guna peningkatan
effisiensi yang meliputi 2 (dua) phase yaitu:
¨ Perencanaan harian untuk keperluan operasi produksi.
¨ Perencanaan pengendalian persediaan sebagai pertanggung jawaban.
Pertanggung jawaban lainnya yaitu pencatatan dan pelaporan transaksi yang
meliputi bahan baku dan dampak terhadap jenis persediaan lainnya.
4.1. Sistim Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan merupakan persoalan dasar industri. Indikasi
ini cukup komplek dari sistim ini, secara proposional melaksanakan
pencatatan transaksi persediaan, gerak bahan baku,
pemeliharaan/perawatan dan menetapkan jumlah pengendalian yang
diperlukan untuk pencapaian sasaran.
Bila pengendalian persediaan diperlukan secara terus-menerus
dilaksanakan oleh karyawan melalui pencatatan pada tabel “Inventory
Record” yang dilakukan pada setiap transaksi dalam waktu, jumlah
seperti yang ditetapkan, demikian pula biaya pemeliharaan/perawatan
dicatat pada Low Cost Item”. Sebaiknya informasi persediaan dicatat
pada memo/nota, meliputi:
v On Order, disini dicatat bahan baku yang dipesan, bukan
penerimaan.
v Reciveved (Penerimaan), disini dicatat seluruh penerimaan
walaupun tidak terjadi jumlah yang balance dalam kolom.
v On Hand, disini dicatat jumlah yang diterima masuk dalam tempat
penyimpanan (gudang) dan jumlah yang dikeluarkan.
v Pengeluaran untuk digunakan (Issued) dalam kalom ini dicatat
seluruh kuantitas yang akan masuk ke tempat pengolahan
(pabrik).
v Allokasi (Allocated), pada kolom ini dicatat jumlah yang masuk
untuk pengeluaran atas pesanan khusus penggunaan bahan bakusampai pada ruangan stock dan dijamin dapat dipergunakan jika
diperlukan untuk persiapan masuk tempat pengolahan (pabrik).
v Tersedia (Available), jumlah bahan baku disini siap digunakan
dan dapat melakukan pesanan berikutnya.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari pencatatan persediaan secara
terus-menerus, dalam hal ini menunjukkan bila jumlah bahan baku
disetujui untuk pesanan berikutnya, jumlah yang dipesan, yang siap
masuk proses pengolahan dan jumlah dari Vendor atau Toko dan tidak
perlu melalui Stockroom.
4.2. Penentuan Harga Persediaan
Dalam penentuan harga persediaan lazimnya digunakan 4 (empat)
dasar penentuan harga yaitu:
v First in – First Out (FIFO)
Disini ditetapkan untuk persediaan yang masuk terlebih dahulu
akan dikeluarkan pada kesempatan pertama dan harga persediaan
dikalkulasi sesuai pada saat persediaan tersebut masuk.
Dengan demikian maka biaya persediaan yang dijual/digunakan
dan biaya persediaan yang tinggal dapat dihitung sebagai berikut:
Contoh:
Persediaan awal berjumlah 100.000 unit dengan harga beli Rp.
200/unit ; pembelian berikutnya adalah sebagai berikut:
10 Januari 1998 : 200.000 unit @ Rp 240 = Rp. 48.000.000
20 Januari 1998 : 300.000 unit @ Rp. 220 = Rp. 66.000.000
30 Januari 1998 : 100.000 unit @ Rp. 230 = Rp. 23.000.000
600.000 unit Rp. 137.000.000
Persediaan (bahan baku) yang digunakan:
100.000 unit @ Rp. 200 Rp. 20.000.000
200.000 unit @ Rp. 240 Rp. 48.000.000
200.000 unit @ Rp. 220 Rp. 44.000.000
500.000 unit Rp. 112.000.000
Persediaan yang tinggal : Rp. 45.000.000
100.000 unit @ Rp. 220 – Rp. 22.000.000
100.000 unit @ Rp. 230 – Rp. 23.000.000v Last in First Out (LIFO)
Disini ditetapkan untuk persediaan yang masuk terakhir
dikeluarkan terlebih dahulu, yang perhitungannya sebagai berikut:
100.000 unit @ Rp. 230 Rp. 23.000.000
300.000 unit @ Rp. 220 Rp. 66.000.000
100.000 unit @ Rp. 240 Rp. 24.000.000
500.000 unit Rp. 113.000.000
Persediaan yang tinggal:
100.000 unit @ Rp. 240 Rp. 24.000.000
100.000 unit @ Rp. 200 Rp. 20.000.000
200.000 unit Rp. 44.000.000
v Methode Rata-rata
Berdasarkan contoh diatas tersebut maka perhitungan persediaan
yang dijual/digunakan dan yang masih tinggal menurut methode
biaya rata-rata adalah sebagai berikut:
Jumlah persediaan awal + jumlah pembelian = 100 unit + 600 unit
= 700.000 unit dengan nilai Rp. 157.000.000.
Harga rata-rata = Rp. 157.000.000 = Rp. 224,285
700.000
Nilai penjualan/yang digunakan:
500.000 unit x Rp. 224,285 = Rp. 112.142,50
Nilai persediaan akhir x Rp. 224,285 = Rp. 414.857.000
v Methode NIFO (Next in First Out)
Berdasarkan contoh tersebut diatas, maka biaya persediaan yang
dijual/digunakan dan yang tinggal menurut methode ini adalah
sebagai berikut:
Nilai yang dijual/digunakan:
200.000 unit @ Rp. 240 = Rp. 48.000.000
300.000 unit @ Rp. 220 = Rp. 66.000.000
500.000 unit = Rp. 116.000.000Nilai persediaan akhir:
100.000 unit @ Rp. 200 = Rp. 20.000.000
100.000 unit @ Rp. 230 = Rp. 23.000.000
200.000 unit = Rp. 43.000.000
Methode tersebut diatas cukup relevan jika digunakan, tetapi bila
perseiaan digudang cukup besar maka tidak praktis lagi.
Methode LIFO dan FIFO dipandang dari sudut manajemen
perusahaan adalah methode perhitungan biaya persediaan yang
lebih realistis dalam menggambarkan keuntungan riil, oleh karena
methode ini memakai konsep nilai ganti.
4.3. Klassifikasi Persediaan
Hampir semua industri menggunakan klassifikasi yang sama terhadap
persediaan termasuk bahan mentah (row material), pembelian
komponen, kegiatan dalam aktivitas produksi, produk jadi dan
pengadaan:
v Raw material merupakan bahan yang belum mengalami
perubahan dari industri. Raw material termasuk jenis biaya pada
industri sampai raw material siap masuk proses produksi.
v Pembelian Komponen
Klassifikasi persesiaan ini berupa bagian atau part yang
dibutuhkan untuk penyelesaian produk, tidak termasuk prosessing
sebelum pemasangan (assembling) menjadi produk jadi.
Persoalan persediaan bahan baku (material), walaupun ada
kalanya komponen seperti ini merupakan produk jadi pada
industri lain.
Contoh:
kancing baju dan ritsliting untuk industri konpeksi (garment)
v Produk Dalam Proses (work in process)
Klassifikasi persediaan seperti ini dipergunakan untuk perhitungan
biaya produksi.Seluruh bahan baku dan komponen yang telah masuk dalam
kegiatan produksi sampai produk selesai dan belum siap untuk
dipasarkan dapat masuk dalam klassifikasi ini.
v Produk jadi (Finished Goods)
Klassifikasi persediaan ini merupakan jumlah produk jadi yang
siap dipasarkan, dalam hal ini termasuk juga persediaan yang
belum habis terjual (persediaan akhir) yang berada ditempat
penyimpanan atau pabrik.
Dalam hal ini nilai dari produk jadi (finished goods) biasanya
cukup tinggi ada kalanya merupakan permasalahan perusahaan.
v Supplies seluruh bahan baku (material) yang diperlukan untuk
operasional industri selain penggunaan komponen dan keperluan
produk jadi di klassifikasikan pada supplies atau dalam akuntasi
biaya di klassifikasi dalam bahan tidak langsung (Indirect
Material). Sedangkan bahan baku (material) yang menjadi
komponen produk jadi (finished goods) disebut bahan langsung
(direct materials)
Adapun yang disebut supplies ini seperti : minyak pelumas,
penghisap debu di pabrik, dan lain-lain.
v Persediaan Optimum
Sejumlah besar penyediaan yang mengalami volume penjualan
menurun memberi konsekwensi menurunkan laba.
Jumlah persediaan yang kecil menghadapi permintaan yang
meningkat akan mengakibatkan kerugian dalam menghadapi
pesaing juga memberi konsekwensi menurunkan laba.
Kondisi seperti ini harus dapat diatasi dengan suatu indikasi untuk
penetapan kebutuhan menimum persediaan dan secara operasional
dapat diperkirakan dengan penggunaan alat perputaran persediaan
(Inventory Turn Over).Inventory Turn Over ini merupakan Index pengendalian
persediaan yang sering digunakan adalah Ratio dari nilai produk
yang siap dijual dengan investasi persediaan rata-rata untuk 1
(satu) kurun waktu.
(Inventory Turn Over = Nilai produk siap jual
Nilai persediaan rata-rata)
Jika terjadi angka Index yang tinggi berarti membutuhkan tingkat
persediaan dan biaya perawatan yang rendah, demikian pula dapat
meningkatkan effisiensi dan tabungan (saving). Inventory
(persediaan) di implikasikan pada dana yang ditanam pada
industri yaitu : niali bahan baku, biaya upah produksi, biaya
angkutan (handling cost) dan sewa gudang.
Perencanaan tingkat persediaan optimum dalam pengelolaan
persedian meningkatkan kerjasama dengan fungsi pemasaran.
Trend pasar harus memperkirakan secara akurat besarnya
persediaan yang tepat, penambahan dapat dilakukan jika bagian
penjualan merasa perlu merangi jika menurut perkiraan penjualan
akan menurun.
Persoalana ini memerlukan kelancaran komonikasi antara fungsi
pemasaran dengan penelitian seksama untuk pemecahan masalah
tersebut. Sebagai dasar untuk berfikir dapat digunakan formula
sebagai berikut :
Q = 2 RS
I
Ket : Q = Jumlah optimum persediaan yang dipesan
R = Biaya pesanan
S = Jumlah pesanan untuk satu kurun waktu
I = Biaya perawatan per unit untuk kurun waktu yang
ditetapkan.V. PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)
Pemeliharaan atau pearawatan adalah tugas dari manajemen produksi yang
berhubungan dengan persoalan rutin dalam pemeliharan physik mesin dan
peralatan pabrik agar kondisi opeasional industri cukup lancar.
Aktivitas yang cukup penting bagi setiap industri mempersiapkan kondisi
pabrik siap operasi ; disebabkan demikian dapat menjamin penggunaan mesin,
gedung dan palayanan yang dibutuhkan oleh bagian lain untuk menghasilkan
tingkat pengembalian investasi yang optimum (Return on Investment).
Dengan berkembangnya suatu industri mengakibatkan semakin komplek
dalam perawatan maka program pemiliharaan/perawatan semakin penting
guna menjamin kelancaran produksi.
Setiap industri akan meng-estimasi biaya pemeliharaan/perawatan dan terus
meningkat tergantung umur pemakian mesin dan perlengkapan (machine and
equipment).
5.1. Lingkup Pemeliharan/Perawatan (Maintenance)
Perawatan/pemeliharaan dibutuhkan oleh setiap industri yang
berkembang disebabkan kemungkinan rusak/macetnya mesin,
komponen yang patah, perbaikan gudang, generator, dan lain-lain.
Pemelihraan/perawatan dapat di klasifikasikan kepada:
v Primary Function (Fungsi Utama):
² Perawatan/pemeliharaan untuk menjaga berlanjutnya
operasional industri.
² Pemeliharan/perawatan bangunan pabrik dan landasan pabrik.
² Pemeliharaan peralatan dan komponen yang haus.
² Perubahan dan pengembangan perlengkapan dan bangunan.
² Pemasangan baru keperluan mesin dan bangunan.
v Secondary Function (Fungsi Penunjang):
² Pemeliharaan/perawatan ruangan kantor.
² Pengamanan pabrik/gedung termasuk alat pemadam
kebakaran.² Pengaturan buangan.
² Tertib administrasi.
² Pelayanan/jasa pelayanan kebersihan.
² Ruangan Accounting.
² Polusi dan kebisingan.
² Jasa lainnya yang menunjang kelancaran kegiatan produksi.
Pada umumnya kegiatan demikian dapat dikontrakkan kepada pihak ke
3 (tiga).
Adapun yang harus dirawat/dipelihara sendiri oleh Departemen
produksi pada ruang kerja yang tidak dapat ditinggalkan (Ruang tempat
produksi).
Dengan demikian setiap pekerja harus bertanggung jawab untuk
pemeliharaan tersebut agar area tempat kerja mereka bersih dari ok
bekas, sampah buangan lainnya, dll. Dalam hal ini wewenang berada
pada mandor.
5.2. Pengendalian terhadap pemeliharaan/perawatan (control of
maintenance)
Pengendalian terhadap perawatan diperlukan kertas kerja dan
pencatatan, pencatan diperlukan untuk mengsukseskan program
perawatan/pemeliharaan.
Keberhasilan program diupayakan dengan menyusun jadwal schedule)
pemeriksaan untuk mengetahui cacat, waktu jatuh tempo perawatan dan
jasa-jasa sebelum kerusakan terjadi.
Beberapa pengendalian yang digunakan dengan bentuk dan alat
penolong sebagai berikut:
v Pesanan pekerjaan (work authorization /work order)
Biasanya hal ini diisyaratkan sebelum perawatan dilaksanakan
atau started. Bentuk ini dikerjakan oleh mandor atau yang lainnya
yang bertanggung jawab langsung pada operasional peralatan
pabrik, dalam hal ini termasuk informasi tempat kerja, bilapekerjaan dapat diselesaikan dan bila pekerjaan harus dinilai
termasuk juga penggunaan bahan baku dan tenaga kerja tertentu.
v Jadwal kerja (work schedule)
Salah satu kesulitan pengendalian perawatan/pemeliharaan,
pekerjaan di luar jadwal jika atasan memberi pekerjaan per paket.
Pada tahap awal mandor atau supervisor perawatan/pemeliharaan
dapat mengestemasi jumlah pekerja dan waktu yang diperlukan
untuk tiap pesanan.
v Biaya Bahan (material)
Pekerjaan pemeliharaan ditentukan oleh penggunanya menurut
kebutuhan/kapsitas ruang kerja. Penggunaan biaya melalui nota
pesanan yang diuraikan dalam kartu pesanan yang diberi nomor
pesanan pekerjaan (Work Order) Lmp : No. 246, dst.
Berdasarkan kartu pesanan tersebut diakumulasikan kedalam total
biaya bahan (total material cost) yang diperlukan untuk suatu
pekerjaan tersebut.
v Biaya Tenaga Kerja (Labor Cost)
Beberapa perusahaan yang memiliki mechanic mempersiapkan
kartu khusus (Special Card) untuk mencatat berapa banyak waktu
yang digunakan atau dihemat untuk setiap tugas yang diberikan
kepadanya. Beberapa besar biaya yang diperlukan untuk jam kerja
mechanic yang dihabiskan dalam merawat suatu pekerjaan dan
berapa besar waktu yang dapat dihemat dalam hal ini
penghematan yang ditimbulkan tersebut boleh jadi dibayarkan
kepada mechanic.
v Anggaran (Budget)
Walaupun biaya perawatan/pemeliharaan mengalami fluktuasi,
namun beberapa estimasi perlu dibuat untuk usulan anggaran,
pengalaman yang lalu dijadikan pedoman.
Anggaran disusun dengan basis nilai perawatan untuk sejumlah
unit yang diproduksikan atau jumlah pesanan.v Pencatatan Equipment (Equipment Record)
Pencatatan demikian dibutuhkan oleh setiap program perawatan,
pemeliharaan catatan demikian termasuk kesesuaian data
mengenai equipment itu sendiri seperti jumlah peralatan dan biaya
start.
Informasi demikian dibutuhkan bila pesanan komponen atau bila
diperlukan informasi tentang pengadaan. Pada kartu reparasi
dicatat : jadwal (Schedule) pemeriksaan, biaya pemeriksaan dan
reparasi.
Informasi biaya reparasi dinilai khusus dengan demikian suatu
informasi dapat ditetapkan jika biaya lebih besar dari yang normal
mungkin juga disebut replacement.
5.3. Type Pemeliharaan/Perawatan (Maintenance Type)
Pemeliharaan/pemeliharaan dapat dikatagorikan 3 (tiga) type yaitu :
Corrective, Preventive, Predictive.
v Corrective Maintenance
Sangat bervariasi, hal ini dimaksudkan pemeliharaan yang
menjadi pekerjaan reparasi (perbaikan).
Reparasi dilakukan jika pearalatan dan mesin mengalami
kerusakan, dalam kasus ini diperlukan pemeriksaan jenis
kerusakan dan membuat rencana keperluan perbaikan.
v Preventive Maintenance
Kegiatan ini bertolak belakang dengan Coorrective Maintenance
yaitu dilakukan sebelum terjadi kerusakan dan mengarah kepada
memperkecil kemungkinan terjadi kerusakan dan mengantisipasi
kemungkinan terjadi kemacetan kegiatan produksi.
Preventive maintenance terdiri dari:
² Perbaikan desain, pemasangan peralatan dan mesin.
² Pemeriksaan secara prodik mesin dan peralatan.² Mempersiapkan biaya perawatan secara keseluruhan
(Overhaul of Equipment).
² Pembersihan, pengecatan, pengsisian minyak pelumas untuk
mesin dan peralatan, pembersihan gedung dan lain-lain.
Preventive Maintenance pada umumnya memperkirakan pola
yang dapat memeperkecil biaya perawatan. Kunci pelaksanaan
preventive yang baik bagaimana juga terletak pada pemeriksaan
mesin dan peralatan produksi, alat penggerak, material handling,
equipment, penerangan, gedung dan lain-lain.
v Preventive Maintenance
Predective Maintenance, dalam type ini antisipasi dengan
menambah perhatian pada hal-hal yang sensitive. Jadi predictive
maintenance merupakan preventive maintenance yang
menggunakan analisa sensitive seperti temperatur, resistansi
(ketahanan) dan lain-lain. Kondisi demikian di ukur secara peredic
atau berlanjut.VI. PENGEDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)
Pengendalian mutu produk termasuk dalam sistim produksi yang berwal
dengan pembuatan : produk desain, pengolahan, pemeriksaan, pengujian,
pengepakan, penjualan, pendestribersian, pemasangan dan pelayanan di
lapangan.
Pengendalian mutu adalah 2 (dua) aktivitas yang saling berhubungan dari
sistim produksi yaitu:
¨ Pengembangan spesifikasi umum dan spesifikasi teknik.
¨ Menjamin kesesuaian produk yang dihasilkan dengan spesifikasi yang
telah digariskan.
6.1. Elemen Kwalitas
Pengembangan kwalitas produk termasuk dalam sistim produksi serta
memberi perhatian khusus pada pengembangan kwalitas.
Dalam pengembangan kwalitas dihadapkan pada ciri-ciri seperti
ukuran/dimensi, bentuk, daya tahan/daya tarikan, dll.
Setiap ciri ditetapkan seperti spesifikasi : 0,500 ± 0,002 in, dst.
Perkataan kwalitas dimaksud dapat berbeda untuk barang yang berbeda
dan selera pemakai yang berbeda pula, seler dan tingkat penghasilan
pemakai. Dengan demikian element mutu ditetapkan berdasarkan selera
pemakai.
Penetapan element mutu berlandaskan pada spesifikasi selera pemakai
seperti yang digambarkan sebagai berikut: Kebutuhan Spesifikasi Desain pesifikasi
Pemakai Umum Produk Teknik
Kemampuan
Proses M U T U
Proses Pengen Tingkat kemampuan
dalian penyesuaian dengan
dengan spesifikasi
Pemeriksaan teknis
Dengan demikian dalam pengendalian mutu ada 4 (empat) prosedur
yang harus ditempuh yaitu:
v Menyusun Standar
Dalam penysunan standard akan dipilih element mana yang
penting diperhatikan yang paling menyentuh selera pemakai
dilihat dari segi perlingdungan, keamanan serta lama pemakaian.
v Mengukur penyimpangan dari standar,dalam hal ini diberikan
batas tolenransi yang dibenarkan terjadi penyimpangan dari
standar yang ditetapkan misal : ketebalan kaca mobil diberi batas
toleransi antara 0,500 ± 0,001 in.
v Melakukan perbaikan untuk memperkecil penyimpangan
melewati batas indentifikasi penyebab tim dari unsur bahan,
mesin, manusia, methode kerja.
v Menyusun rencana perbaikan dan penyesuaian dengan standard.
Dalam hal ini tampak pada kita bahwa pengendalian mutu
merupakan salah satu bagian dari sistim produksi . Sistim
produksi berawal dari bahan, tenaga kerja dan komponen lainnya
merupakan hasil suatu sistim.
Masukan Sistim produksi Keluaran6.2. Prinsip dalam aktivitas pengendalian mutu
Dalam aktivitas pengendalian mutu dikenal dengan 3 (tiga) prinsip
yaitu:
v Menyusun kebijaksan mutu
Dalam menyusun kebijaksan mutu ditetapkan kreteria-kreteria
yang diperlukan untuk menjamin mutu produk sesuai dengan
selera pemakai yang meliputi ukuran, bentuk komposisi bahan,
suhu, dst.
v Membuat ringkasan desain produk
Rangkaian desain disusun berdasarkan konsep-konsep untuk
diusulkan yang disebut rangkaian desain dasar. Selanjutnya
disusun ringkasan desain menengah dan desain final, seperti
digambarkan sebagai berikut:
– Konsep atau usulan – Pengembangan dan – Pilot produksi
pengujian – Produksi
– Desain produksi
6.3. Manfaat Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu diperlukan untuk memberikan kepuasan kepada
pemakai produk tersebut dan merupka salah satu upaya untuk
pengembangan usaha.
Untuk menghadapi persaingan dalam menghasilkan suatu produk ada 4
(empat) ciri kemampuan yang diperlukan yaitu:
v Memahami keinginan konsumen untuk mendapatkan pembeli,
agar biaya dapat ditekan.
v Mampu mengikuti perubahan teknologi, politik dan sosial.
v Mampu memperkirakan apa yang diinginkan oleh konsumen 1 s/d
10 tahun mendatang.
Ringkasan desain
dasar final
Ringkasan desain
Menengah
Rangkaian desain
finalv Mampu menyiapkan produk yang baik dan bekelanjutan
Menurut deming tidak mungkin dilakukan hal demikian, tetapi
kenyataan banyak perusahaan mempelajari pengalaman yang lalu,
merupakan ciri untuk mengatasi persaingan dimasa yang akan
datang.
Memenuhi kebutuhan konsumen menjadi kewajiban setiap
perusahaan dan merupakan kegiatan pokok untuk :
v Memantau hasil dan tingkat keputusan pemakai.
v Identifikasi perbaikan yang diperlukan sipemakai produk tersebut.
v Perbaikan produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan
konsumen dan biaya yang murah.
v Memperkirakan dan jumlah persyaratan yang diinginkan pemakai.
v Memproduksikan produk yang sesuai dengan keinginan
pemakai/pelanggan.
Untuk terlaksankannya kegiatan tersebut ada tiga ciri pokok yang
perlu diperhatikan:
² Punya tekad yaitu perbaikan mutu tidak akan berhenti selama
kegiatan produksi berlangsung.
² Berilmu dalam upaya perbaikan mutu diperlukan pengetahuan
teknis produksi maupun kultural yang mampu
menterjemahkan selera pemakai produk yang dihasilkan.
² Melibatkan seluruh anggota/ karyawan sehingga setiap
karyawan merasa bertanggung jawab atas perbaikan mutu
produk.
6.4. Pengendalian Mutu Terpadu (Total Quality Control)
Pengendalian mutu adalah aplikasi ilmu dasar dan terapan yang bersifat
keteknikan ataupun manajerial yang bertujuan mempertahankan mutu
dan mengembangkan daya guna bahan baku seoptimal mungkin
sekaligus meningkatkan nilai tambah sebagai berikut:
v Pengendalian bahan dan barang-barang yang akan digunakan
berdasarkan standar mutu yang ditentukan.v Pembuatan jadwal kegiatan perbaikan mutu.
v Pengukuran effisiensi setiap faktor produksi.
v Pengamatan produksi akhir.
v Pengandalian dan penyimpanan.
v Menyiapkan berbagai spesifikasi tata cara termasuk cara
pengujian statistik.
v Pengawasan hukum.
v Penentuan harga, anggaran biaya dan inventarisasi.
² Evaluasi dari semua kegiatan yang dilakukan sekaligus
membuat laporannya:
Laporan tersebut dapat digunakan untuk membuat berbagai
kebijaksanaan yang menyangkut macam permasalahan seperti:
penemuan baru, pembiyaan, penetapan harga, dan seterusnya.
6.5. Penetapan Gugus Kendali Mutu (GKM)
Gugus kendali mutu (GKM) adalah suatu kelompok karyawan yang
terdiri dari 3 sampai 8 orang dari unit kerja yang sama yang secara
sukarela dan bersinambungan melakukan kegiatan pengendalian mutu
ditempat kerjanya.
GKM sebagai suatu sistem untuk meningkatkan mutu dan optimasi
pemanfaatan sumber daya, telah menjadi budaya masyarakat industri
Jepang.
v Penerapan GKM dapat ditempuh melalui:
² Layanan Konsultasi Langsung
Layanan konsultasi ini diberikan oleh klinik GKM yang
memberikan kesempatan kepada pengusaha
kecil/menengah/klien lainnya untuk berkonsultasi dengan
“Tenaga Ahli/Fasilitas GKM yang ada dipusat maupun
didaerah, melalui telepon atau langsung tatap muka, tanpa
dipungut biaya.
Tenaga ahli/fasilitas GKM yang dapat dihubungi dapat dilihat
pada lampiran 1.² Layanan konsultasi melalui surat
Layanan konsultasi ini diberikan oleh klinik GKM yang
melaui surat menyurat. Untuk itu pengusaha industri
kecil/menengah/klien lainnya diharapkan:
Í Mengirimkan surat kepada petugas klinik GKM baik yang
ada dipusat maupun daerah.
Í Alamat dan isi surat hendaknya ditulius dengan jalan
(boleh diketik/tulis tangan)
Í Jangan lupa menyertakan perangko secukupnya untuk
pengiriman jawabannya.
Í Jawaban atas berbagai hal dan permasalahan yang
disampaikan akan dijawab secepatnya melalui surat,
diupayakan tidak lebih dari 2 minggu.
² Bantuan Tenaga Ahli/Fasilitas
Bagi pengusaha industri kecil/menengah/klien lainnya yang
membutuhkan bantuan tenaga ahli/fasilitas dapat
menghubungkan petugas klinik GKM dipusat maupun daerah.
Persyaratannya:
² Perusahaan industri kecil/menengah/klien lainnya
menyampaikan permohonan secara tertulis kepada petugas
klinik GKM pusat/daerah.
² Perusahaan industri kecil/kiliennya bersedia membayar biaya
pelatihan/bimbingan/konsultasi sebesar 25% dari biaya yang
dibutuhkan.
² Lamanya pelaksanaan pelatihan/bimbingan/konsultasi antara
1-12 minggu, sesuai dengan kebutuhan.
v Propek Sistim Paten di Indonesia
Sistem paten di Indonesia telahh dilmulai sejak 1 Agustus 1991.
Dalam memasyarakatkan paten melakukan kerjasama dengan
instansi pemerintah, swasta, perguruan tinggi dan menjalin serta
membina kerjasama dengan Badan Dunia (WIPO) dan Kantor-kantor Paten di luar negeri lainnya, misalnya EPU, APO, USPTO,
JPO, AIPO, dll.
Pelaksanaan sistim paten menunjukkan perkembangan yang cukup
baik, dan pengelolaan Aplikasi Paten di KPI (Kantor Paten
Indonesia) langsung dengan Otomasi Kantor (Computerized
System) bahkan sejak tahun anggaran 1991/1992 KPI mempunyai
program komputerisasi dengan mewujudkan proyek MIS, hingga
sekarang.
Paten adalah hak khusus yang diberikan oleh negara kepada
penemu dibidang teknologi baik untuk proses maupun produk
serta melaksanakan penemuan tersebut dalam jangka waktu
tertentu.
Paten diberikan atas penemuan dibidang teknologi yang
memenuhi 3 persyaratan substantif:
² Penemuan harus baru (novelty)
² Penemuan harus mengandung langkah-langkah inventive
(inventif stip)
² Penemuan harus dapat diproduksi (industrial aplicable)
Dalam jangka waktu tertentu paten harus dilaksanakan dalam
wilayah RI.
Paten yang disetujui akan dipublikasikan melalui publikasi B yang
dimuat dalam berita resmi paten.
Publikasi-publikasi ilmiah baik berbentuk buku, brosur, journal
maupun dalam bentuk lainnya berasal dari dokumen paten yang
kemudian dijabarkan dalam betuk basaha dan cara yangmudah
dipahami dan populer oleh halayak ramai.
Untuk keperluan penelusuran dokumen paten dalam rangka
pemeriksaan subtantif kantor paten mempunyai koleksi berbentuk
CD-ROM, Microfelm, Microhece dan kertas.v Unit Pelayan Teknis (UPT)
UPT adalah unit yang melaksanakan pelayanan jasa pembinaan
kepada pihak ke-3, untuk meningkatkan nilai tambah, mutu
produksi atau mutu manajemen para pengusaha/pengrajin industri
kecil.
Pelayanan jasa pembinaan adalah kegiatan UPT dalam rangka
melaksanakan tugas untuk memenuhi permintaan layanan jasa
dari masyarakat dengan menggunakan sarana/prasarana UPT
dalam rangka meningkatkan nilai tambah, mutu produksi dan
manajemen.
² Satuan kerja UPT, terdiri dari:
Í Kepala UPT
Í Sekretaris UPT
Í Bendahara
Í Bidang Teknologi
Í Bidang Penyuluhan
Í Bidang Personil.
v Bidang Teknologi
Bidang teknologi mempunyai tugas membantu kepala UPT dalam
memberikan pelayanan jasa pembinaan kepada pihak ke-3 dengan
menggunakan mesin peralatan dan sarana lainnya yang meliputi:
² Menyusun rencana kerja dan rencana jasa pelayanan jasa
pembinaan sesuai dengan permintaan pihak ke-3.
² Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan permintaan pihak ke-3.
² Memelihara dan merawat mesin/peralatan dan sarana UPT.
² Mengadakan percobaan-percobaan dalam rangka
pengembangan teknologi yang meliputi mesin/peralatan dan
diversifikasi produk.
² Membimbing pihak ke-3 yang magang maupun kerja praktek
di UPT.v Tata Cara Pelayanan
Biaya pelayanan jasa pembinaan dibebankan kepada pihak ke-3
berdasarkan tarif yang telah disetujui bersama antara kepala UPT
dan pihak ke-3.
Pihak ke-3 yang memerlukan pelayanan jasa pembinaan
mengajukan permintaan pelayanan jasa kepala UPT.
Rencana kerja dan perhitungan biaya dipersipakan oleh bidang
teknologi. Rencana kerja dan biaya pelayanan jasa yang
sepakati/disetujui bersama dituangkan dalam surat pesanan/surat
kontrak dengan ketentuan sebagai berikut :
² Nilai dibawah Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) digunakan
surat pesanan pelayana jasa diketahui/disetujui oleh UPT.
² Nilai diatas Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) s/d Rp.
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) digunakan surat
kontrak/perjanjian pelayanan jasa pembinaan, diketahui oleh
Ka. Kandep setempat.
² Nilai diatas Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) digunakan
surat perjanjian/kontrak kerjasama pembinaan, diketahui Ka.
Kanwil setempat.